Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ] - Hallo sobat blogger yang berbahagia
Home of Technology, bertemu kembali dengan saya, Posting yang saya unggah pada kali ini adalah Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Android,
Artikel Benchmark,
Artikel Blanja.com,
Artikel EMUI,
Artikel First Impression,
Artikel Hands-on,
Artikel Huawei,
Artikel P8 Lite,
Artikel Review,
Artikel Unboxing, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih belajar. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ] link :
Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ]
Baca juga
Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ]
Awal ceritanya, saat itu saya sedang dilanda rasa bosan dan mulai mengantuk karena seharian berada di dalam ruangan pada sebuah acara
workshop tentang
digital marketing. Mencoba mengusir rasa kantuk, saya pun iseng membuka
browser dan menuju salah satu
marketplace untuk melihat-lihat daftar
smartphone android yang dijual. Kebiasaan saya adalah selalu mengurutkan produk berdasarkan yang paling baru di-
upload.
Mata saya tertuju pada sederetan
smartphone yang nampaknya baru di-
upload oleh Toko MTS, nampak semuanya diberi
tag [Indocomtech] pada nama produknya. Memang saat itu beberapa hari menjelang digelarnya Indocomtech di Senayan, Jakarta. Dan dari semua jajaran
smartphone tersebut, ada satu produk yang mencuri perhatian saya, Huawei P8 Lite. Selama ini saya belum pernah pakai
smartphone keluaran
Huawei, dan dulu sempat naksir berat dengan Huawei P6 yang akhirnya tak pernah kesampaian.
Karena tak tahu letak ATM di sekitar
The Sunan Hotel Solo, sayapun membayar pesanan Huawei P8 Lite saya di
blanja.com dengan menggunakan Mandiri Clickpay.
Hingga beberapa hari kemudian saya sudah kembali ke Bandung dan menantikan kiriman pesanan saya. Kebetulan hari Senin itu saya mengambil satu hari istirahat setelah lima hari berturut-turut meninggalkan rumah, dan sebuah panggilan dari nomor PSTN Jakarta pun menghampiri. Rupanya CS dari blanja.com yang menelepon, menginformasikan bahwa Huawei P8 Lite yang saya pesan sebetulnya baru akan dijual bersamaan dengan acara Indocomtech pada hari Rabu, dua hari dari saat itu.
Wah,
dibatalin nih kayaknya, pikiran saya waktu itu. Memang jika dicek kembali di web blanja.com, sudah tidak ada satupun produk yang mempunyai
tag Indocomtech tampil di daftar.
Namun, rupanya CS blanja.com memberitahukan bahwa pihak MTS sebagai
seller memberikan dua opsi, yaitu dikirim pada hari Senin itu juga atau dikirim sesuai jadwal hari Rabu dan mendapatkan bonus perdana Simpati 4G dan voucher pulsa sebesar Rp 100.000,-.
Saya rasa kita semua sudah tahu pilihan mana yang saya ambil waktu itu kan? He... he... Ya siapa sih yang tidak mau dapat bonus, jadi saya putuskan untuk menunggu dua hari lebih lama waktu itu. Pada akhirnya, pesanan baru dikirimkan di hari Kamis, itupun setelah saya 'sundul' melalui fitur
live support di blanja.com, he.. he..
Unboxing dan First Impression terhadap Huawei P8 Lite
|
Huawei P8 Lite - Kemasannya berkelas |
|
Huawei P8 Lite - Dapat bonus :D |
|
Huawei P8 Lite - Logo Huawei dicetak dengan tinta emas |
|
Huawei P8 Lite - Keterangan di bawah kotak |
|
Huawei P8 Lite - Keterangan di belakang kotak |
Paket datang di hari Jumat, dan melihat kemasannya yang terlihat premium, rasanya tidak ada sedikitpun niat untuk menunda melakukan
unboxing. Kotaknya terasa berkelas dan unik karena terkesan kotaknya hanya setengah, seperti kotak yang dibelah dua, he.. he.. Peletakan unit
smartphone di dalam kotaknya pun lain dari biasanya, tidak diletakkan menengadah ke atas, melainkan dijepit di antara dua buah kotak kecil yang berisi
accessories dan perkitaban.
|
Huawei P8 Lite - Unboxed |
|
Huawei P8 Lite - Unit smartphone-nya dijepit di tengah dua kotak kecil |
|
Huawei P8 Lite - Kotak accessories dan kotak kitab-kitab |
|
Huawei P8 Lite - Kelengkapan dalam kotak |
|
Huawei P8 Lite - Sudah dapat headset dengan desain ala Apple :D |
|
Huawei P8 Lite - Kepala charger dengan tegangan 5v dan kuat arus 1A |
Segera setelah saya keluarkan unit
smartphone dari kotaknya, mata ini serasa menemukan
pengganti Gista Putri keindahan pada sebuah
smartphone yang sebelumnya saya tak percaya bisa didapatkan pada rentang harga dua jutaan. Bentuknya sangat elegan, tak satupun teman di kantor saya yang menolak ketika saya bilang
smartphone ini asli keren banget!
|
Huawei P8 Lite - Bagian belakangnya masih dilapisi plastik pelindung |
|
Huawei P8 Lite - Bagian belakang |
|
Huawei P8 Lite - Bagian kanan penuh dengan tombol dan slot |
|
Huawei P8 Lite - Bagian bawah, apakah keduanya merupakan loudspeaker? |
|
Huawei P8 Lite - Bagian muka |
|
Huawei P8 Lite - Bagian atas, port audio 3.5 mm dan noise cancellation mic |
|
Huawei P8 Lite - Bagian cover belakang berpola brushed metal, keren! |
Nampak sempurna dalam pandangan, ternyata
feels di tangan tak dapat mengejar kesempurnaan yang sama. Meskipun terlihat mewah, namun saat saya genggam terasa penurunan atas kesan pertama yang saya rasakan tadi. Bukan, bahannya sama sekali tidak ada kesan murahan, bahkan Huawei sangat pintar membuat
list sekeliling
body yang sebetulnya berbahan plastik, disepuh sedemikian rupa sehingga nampak seperti
brushed metal juga. Namun
feels-nya di tangan sangat
plasticky. Dengan berat sekitar 131 gram, Huawei P8 Lite terasa kokoh dalam genggaman, hanya saja penggunaan
list chrome buat saya selalu menjadi
deal-breaker apabila tidak benar-benar menggunakan bahan
metal.
Backcover yang sangat cantik dari Huawei P8 Lite ini pun mempunyai pola
brushed metal, elegan namun sayangnya gampang menyisakan sidik jari dan minyak.
Sisi kanan Huawei P8 Lite nampak penuh, ada
volume rocker, tombol
power, dan dua
slot sim-card di sana. Tombol
power Huawei P8 Lite merupakan salah satu yang paling nyaman yang pernah saya gunakan. Meskipun dengan bantuan fitur bawaan
untuk menyalakan layar dengan dua buah ketukan,
tombol power ini menjadi jarang digunakan.
Kebetulan saat saya melakukan
unboxing Huawei P8 Lite, saya masih memegang unit Xiaomi Redmi 2 Prime, jadi saya bisa sandingkan kedua
smartphone ini sebagai perbandingan. Oya, Redmi 2 Prime memiliki bentang diagonal layar sebesar 4,7 inch sementara Huawei P8 Lite sebesar 5 inch ya.
|
Huawei P8 Lite - versus Xiaomi Redmi 2 Prime |
|
Huawei P8 Lite - ditindih oleh Xiaomi Redmi 2 Prime, nampak ukurannya tidak jauh berbeda |
|
Huawei P8 Lite - versus Xiaomi Redmi 2 Prime, tampak samping |
|
Huawei P8 Lite - lebih tipis dari Xiaomi Redmi 2 Prime |
Penggunaan Huawei P8 Lite
Lanjut ke penggunaan dari
smartphone ini, saat dinyalakan ternyata layar Huawei P8 Lite terasa teduh (atau redup ya? he.. he..), bahkan pada saat kecerahan diatur maksimal sekalipun. Warna putih yang dihasilkan layarnya agak kekuningan atau lazim disebut bernada
warm. Nah, untuk yang satu ini, Huawei P8 Lite menyajikan menu untuk mengatur nada layar apakah mau diset lebih hangat (mengarah ke warna kekuningan) atau lebih dingin (lebih kebiruan).
Dengan ukuran 5 inch dan resolusi HD 720p, layar Huawei P8 Lite tampil tajam dan juga sangat responsif. Pada saat kondisi baru, layar Huawei P8 Lite sudah dipasangi lapisan pelindung layar berbahan mika atau plastik tipis. Bagi Anda yang baru memiliki
smartphone ini, pastikan Anda sudah mendapat pelindung layar lain sebelum mencopot pelindung layar bawaan tersebut. Ini dikarenakan aksesoris untuk Huawei P8 Lite masih sangat sedikit dijual di sini. Saya pun terpaksa merogoh kocek agak dalam untuk membeli
tempered glass-nya. Di beberapa
online shop hanya tersedia merk Nillkin seri H+ Anti Explosion yang dijual dengan harga sekitar Rp 160.000,- cukup mahal kan?
Beralih ke sisi tampilan UI, Huawei P8 Lite hadir dengan OS Android Lollipop 5.0.1 dengan kustomisasi tampilan besutan sendiri yang dinamakan EMUI (Emotion UI). EMUI membawa beberapa sentuhan cantik yang cukup berbeda dari Custom UI yang dibawa oleh vendor lain, antara lain notifikasi ditampilkan beserta waktu dari notifikasi tersebut. Tidak lupa notifikasi ini juga diurutkan sesuai waktu kemunculannya, sehingga nampak lebih teratur dan menurut saya ini cukup sederhana namun sangat membantu apabila kita cukup sering menerima notifikasi di
smartphone. Entah apakah versi EMUI 3.1 ini sudah mendapat sentuhan dari
Abigail Brody, yang merupakan mantan Creative Director di Apple yang kini menjadi
Chief UX Designer di Huawei.
Hal lain yang saya suka dari EMUI adalah
task switcher-nya. Saya adalah fans berat dari
task switcher yang dimiliki oleh Sense UI yang ada pada jajaran
smartphone HTC. Alih-alih layar aplikasi ditumpuk dalam bentuk
accordeon ala Android Lollipop, Sense UI menampilkan layar aplikasi aktif dalam bentuk
grid 3x3. Nah, EMUI juga melakukan hal yang sama, hanya saja
grid-nya berukuran 2x2. Apabila aplikasi aktif berjumlah lebih dari empat buah, maka akan dibagi ke dalam beberapa halaman berisi
grid 2x2 yang dapat digeser ke samping. Oh ya,
task switcher seperti ini juga akan Anda temukan pada
smartphone keluaran LG dan Acer.
Kamera Huawei P8 Lite cukup baik dalam proses pengambilan gambar, tanpa lag dalam setiap pengambilannya dan juga waktu fokus yang cepat. Namun untuk kualitas gambar yang dihasilkan, terutama pada saat cahaya redup, nampak warna kurang keluar dan mulai tampak noise. Bisa dibilang untuk urusan kamera, Huawei P8 Lite tidak istimewa.
Scroll terus ke bawah ya untuk melihat hasil kameranya.
Yang istimewa justru dalam hal ketahanan baterainya. Meskipun memiliki baterai dengan kapasitas yang tidak besar, namun Huawei P8 Lite dalam penggunaan saya mampu bertahan selama 24 jam dengan
Screen-On Time hampir tiga jam. Hal ini bisa dikatakan istimewa apabila mengingat kapasitas baterai yang disematkan hanyalah sebesar 2.200 mAh dan harus menghidupi
processor octa-core dengan RAM 2GB dan layar 5 inch beresolusi 1.280 x 720 pixels. Oya, baterainya tidak dapat dilepas ya, karena memang Huawei P8 Lite ini menganut desain
unibody.
|
Huawei P8 Lite - Baterai mampu bertahan selama 24 jam |
|
Huawei P8 Lite - Screen-On Time selama hampir 3 jam |
Beralih ke sisi
audio, kualitas suara dari
loudspeaker Huawei P8 Lite cukup baik, meskipun saat diatur dengan
volume maksimal terasa ada
noise atau suara pecah. Posisi
loudpseaker yang berada di sisi bawah, bukan belakang, menjadi nilai lebih bagi
smartphone ini. Sayangnya, meskipun
grill di bagian bawah berjumlah dua buah,
loudspeaker dari Huawei P8 Lite rupanya hanya sebelah saja, satu
grill lagi digunakan untuk
microphone.
|
Huawei P8 Lite - Dua buah grill, satu untuk speaker, dan satu untuk microphone |
Satu yang saya sayangkan, sama seperti beberapa
smartphone dual-sim lain, salah satu
slot sim-nya bersifat
hybrid yang artinya dipakainya harus bergantian dengan micro-SD. Dan lagi, Huawei P8 Lite ini tidak mampu membaca
storage melalui USB On The Go, meskipun jika dilihat pada menu
storage ada bagian USB Storage. Oh, ok jadi dua deh yang saya sayangkan ya, ha.. ha..
Performa Hardware dan Benchmark Huawei P8 Lite
Mesin pacu Kirin 620 buatan Huawei sendiri sejauh ini tidak menemui kendala. Dengan jumlah
core delapan buah yang mempunyai
clockspeed maksimal di 1,2 GHz, sejauh ini tidak ditemukan
lag, meskipun terkadang
body smartphone sedikit menghangat. Kondisi hangat beberapa kali saya temukan ketika menggunakan kamera. Namun tidak pernah sampai panas ya, biasanya hanya sedikit hangat di bagian
backcover saja.
Sensor yang dibawa oleh Huawei P8 Lite ini cukup lengkap, bahkan ada NFC-nya segala. Untuk
smartphone seharga dua jutaan, NFC adalah barang mewah untuk disematkan. Berikut hasil identifikasi
hardware dan sensor Huawei P8 Lite menggunakan
software CPU-Z dan
Sensor Box for Android.
Sementara, hasil skor
Antutu Benchmark untuk Huawei P8 Lite ada di bawah ini. Skornya cukup baik, kurang lebih setara dengan
smartphone entry-to-middle level lainnya seperti
Meizu M2 Note atau
Infinix Zero 2.
|
Huawei P8 Lite - Skor Antutu Benchmark |
|
Huawei P8 Lite - Skor Antutu Benchmark |
Hasil Kamera Huawei P8 Lite.
Berikut saya sertakan hasil pengambilan gambar menggunakan kamera Huawei P8 Lite yang beresolusi 13 Megapixels, silakan Anda nilai sendiri ya.
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, outdoor, cahaya cukup |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, malam hari, indoor, lampu neon |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, malam, neon redup |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, outdoor, cahaya sangat cukup. Bagus ya? :D |
|
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, cahaya cukup |
Kesimpulan Akhir
Bagi saya, Huawei P8 Lite termasuk ke dalam kategori smartphone yang layak untuk dimiliki. Dengan harga jual Rp 2.699.000,-, Huawei P8 Lite menawarkan sesuatu yang berbeda dari smartphone Tiongkok yang sekarang membanjiri pasar tanah air. Kekuatan utama berada pada desainnya yang menawan. Sisi performa yang tanpa lag juga patut jadi nilai lebih dari Huawei P8 Lite, selain sensor yang cukup lengkap dan daya tahan baterai yang mumpuni.
Kekurangan yang terasa ada pada kualitas hasil kamera, serta bentuknya yang flat membuatnya kurang terasa ergonomis. Khusus untuk saya pribadi, list chrome yang terbuat dari plastik menjadi deal-breaker tersendiri. Saya lebih suka full plastic, atau metal sekalian. Karena list chrome sepuhan sangat mungkin untuk mengelupas seiring lamanya pemakaian.
Jadi, jika Anda bosan dengan smartphone asal Tiongkok yang itu-itu saja, karena dijual melalui flash sale di situ-situ juga, mungkin Huawei P8 Lite ini layak Anda pertimbangkan jika ingin tampil dengan smartphone yang anti-mainstream.
Demikianlah Artikel Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ]
Sekianlah artikel Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ] dengan alamat link https://homitech.blogspot.com/2015/11/huawei-p8-lite-alternatif-smartphone.html
0 Response to "Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan, [ Home Of Technology ] "
Post a Comment